Cara Mendidik Anak yang Baik
ARDINTORO |dot| COM - Mendidik anak adalah sebuah tanggung jawab yang harus di emban bagi semua orang tua. Karena anak merupakan anugrah dari Tuhan. Menjadi baik atau buruk perilaku seorang anak, salah satunya tergantung dari didikan kedua orang tuanya.
Makanya dalam tradisi Jawa ada istilah Bibit, Bebet dan Bobot dalam mencari pasangan hidup. Karena para leluhur kita sejatinya sudah memahami, bila ingin mendapatkan generasi penerus yang baik, harus di mulai dari pemilihan bibit yang unggul.
Kembali ke topik. Bila usia anak sudah menginjak 3 sampai 5 tahun, orang tua sebaiknya memberikan perhatian yang lebih. Karena di usia itu anak sudah mulai mengenal kosa kata, bertindak kritis, nggak mau diam dan banyak pertanyaan tentang hal-hal yang ada di sekitarnya.
Orang tua sebaiknya mengajarkan hal-hal positif pada anak, misalnya cara makan sendiri, buang air di kamar mandi, cara memakai baju dll. Yang nantinya membuat anak lebih mandiri.
Bila anak mengalami Tantrum, orang tua sebaiknya jangan langsung marah, tapi di lihat penyebabnya dan segera mencari solusi. Agar anak merasa di hargai dan di perhatikan oleh orang tua.
Selain itu, masalah kesehatan juga harus di perhatikan agar anak bisa tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya. Salah satunya dengan memberikan ASI selama 2 tahun dan memperkenalkan MPASI yang bergisi bagi anak.
Cara Mendidik Anak
Berikut ini cara mendik anak di rentang usia 3 sampai 5 tahun agar menjadi anak yang taat beragama, cerdas, mandiri, penurut dll. Yuk di simak ulasanya.
(1). Perkenalkan Ilmu Agama
Agama merupakan pondasi bagi anak untuk melanjutkan kehidupannya. Seyogyanya perkara ini menjadi poin penting yang harus di ajarkan ke anak sejak dini, misalnya mengajak pergi ke Masjid, mengajarkan doa-doa, pergi ke tempat kajian agama dll. Agar anak semakin taat menjalankan perintah agama dan tau mana perkara yang baik dan yang buruk.
(2). Ajarkan Etika
Etika atau sopan santun perlu di ajarkan sejak dini, dari hal-hal yang sederhana, misalnya menghormati orang yang lebih tua, berterima kasih bila di berikan sesuatu oleh orang lain, meminta maaf ketika melakukan kesalahan. Orang tua bisa mencontohkan perbuatan itu di rumah agar anak terbiasa.
(3). Kemandirian
Seperti yang sudah saya jelaskan di atas, orang tua juga harus mengajarkan kemandirian sejak kecil agar anak bisa terbiasa dan nggak tergantung pada orang lain. Kemandirian disini adalah melakukan kegiatan yang di lakukan sendiri sesuai dengan kemampuannya, misalnya buang air di toilet, makan sendiri, menaruh pakaian kotor di tempatnya, mamakai pakaian yang benar dll.
(4). Mengajarkan Berbicara
Umur 3 tahun seorang anak sudah mulai aktif. Itulah waktu yang tepat untuk mengajarkan anak berbicara, dimulai dengan pengenalan kata yang sehari-hari di gunakan, misalnya ayah, ibu, nenek, kakak, makan, minum dan kata-kata lain yang menunjang agar anak lancar berbicara.
(5). Bersosialisasi
Jangan biarkan anak cuek dengan lingkungan. Tapi sebaliknya harus di ajarkan untuk bersosialisasi, misalnya di usia 3 sampai 5 tahun anak mulai di ajak ke pengajian, tempat perlombaan, pertemuan keluarga, arisan, hajatan dll. Dengan cara itu membuat anak percaya diri, nggak takut atau phobia bila bertemu orang lain. Selain itu biarkan bila anak sedang asik bermain dengan teman sebaya. Sebagai orang tua cukup mengawasi dari jauh, agar nggak terjadi hal-hal yang merugikan.
(6). Berbagi
Berbagi penting di ajarkan sejak kecil, agar anak memiliki kepedulian dengan sekitar, misalnya mengajarkan anak untuk berinfak dengan memasukkan infak ke kotak amal sendiri, berbagi makanan dengan teman sebaya, meminjamkan mainan ke teman-temannya dll. Dengan cara itu membuat anak lebih peka dan peduli dengan lingkungan, serta sebagai bekal ketika dewasa kelak agar nggak memiliki sifat pelit.
(7). Ajarkan Anak Berempati
Anak-anak biasanya masih polos gampang sekali timbul rasa simpati. Untuk menumbuhkan rasa empati pada anak sebaiknya orang tua mengajak anak untuk berbagi, mengunjungi orang-orang yang lagi kesusahan atau tertimpa musibah, dengan begitu mengajarkan anak untuk saling membantu dan bisa memahami arti sebuah makna. Bahwa Manusia nggak bisa hidup sendiri pasti membutuhkan bantuan orang lain.
Mendidik Anak Laki-laki
Anak laki-laki memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak perempuan. Itulah sebabnya sebagai orang tua harus memahami hal itu. Sebuah penelitian yang di lakukan Northwestern University menunjukkan, kemampuan berbicara bayi laki-laki lebih rendah dari bayi perempuan, meskipun hal itu normal tetapi sebagai orang tua wajib sering-sering mengajak si kecil untuk berbicara atau berkomunikasi.
Fakta lain dari anak laki-laki adalah sejak kecil mereka sudah memiliki jiwa kepemimpinan dan sifatnya cenderung keras di banding anak perempuan. Dari fakta-fakta tadi sudah bisa menjadi bekal orang tua dalam mendidik anak laki-laki. Orang tua sebaiknya lebih sering melatih anaknya untuk berkomunikasi dan bersosialisasi dengan lingkungan, selain itu harus mengarahkan anak agar senang membantu orang lain demi kesuksesan mereka di masa depan.
Jangan biarkan anak laki-laki bermain boneka atau mainan lain sejenis yang membuat jiwa kepemimpinan mereka lemah. Tapi sebaliknya orang tua harus mengarahkan anak laki-laki untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang mengandalkan fisik seperti sepak bola, pencak silat, gulat dll. Supaya jiwanya terasah dan menjadi pribadi yang kuat bila besar nanti.
Mendidik Anak Perempuan
Memiliki anak perempuan terkadang membuat banyak orang tua merasa cemas. Mengingat pergaulan sekarang sudah semakin bebas, serta pesatnya teknologi yang memungkinkan semua informasi dapat di akses melalui gatget. Orang tua sebaiknya lebih ketat dalam mengawasi anak perempuannya.
Anak perempuan cenderung lebih cerewet dan manja di banding anak laki-laki, selain itu pada umumnya anak perempuan berkepribadian kalem, lembut dan memiliki rasa empati tinggi terhadap hal-hal yang ada di lingkungannya. Oleh sebab itu, orang tua hendaknya lebih mengunakan perasaan dalam mendidiknya, jangan sering membentak atau memarahi nanti anak bisa mengalami trauma.
Ajarkan sejak dini anak perempuan untuk menutup aurat, mengajarkan berpakaian yang baik sesuai dengan norma agama maupun norma pergaulan di Masyarakat, agar anak terbiasa. Selain itu, orang tua sebaiknya mengenalkan anak perempuan dengan lingkungan yang baik, agar berdampak positif untuk tumbuh kembangnya.
Anak perempuan sebaiknya di berikan mainan-mainan yang mengasah jiwa feminimnya, seperti boneka, rumah-rumahhan, masak-masakkan dll. Supaya mereka bisa memiliki sifat lembut nggak tomboy. Dengan sifat pembawaan itu, mereka dapat di terima dalam pergaulannya di Masyarakat.
Kesimpulan
Mendidik anak adalah tugas mulia bagi semua orang tua. Sudah selayaknya dalam hal pendidikan memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya, karena itu merupakan bekal penting yang senantiasa akan terus di bawa sampai mereka dewasa nanti. Dalam mendidik anak sebaiknya dengan cara yang lembut tapi tetap mengedepankan kejujuran, tegas dan bertanggung jawab.
Didiklah anak untuk berani bersikap dan menentukan pilihan hidupnya sendiri. Serta siap bertanggung jawab terhadap pilihan secara sadar, agar di kemudian hari nggak gampang merasa kecewa. Dengan hal itu mereka akan memiliki kepribadian yang kuat dan tangguh yang bisa menjadi kebanggaan bagi orang tua.
38 comments for "Cara Mendidik Anak yang Baik"
Jika ada yang Ingin Anda Tanyakan Terkait Artikel di atas Silahkan Bertanya Melalui Kolom Komentar Berikut ini, dengan Ketentuan :
1. Berkomentarlah dengan Sopan (No Spam, Sara dan Rasis).
2. Komentar di Moderasi. Bila berkomentar nggak sesuai dengan kebijakan Blogger maka nggak di terbitkan!
3. Centang kotak Notify Me / Beri Tahu Saya untuk mendapatkan notifikasi komentar.
4. Happy Blogging 🙂.
mendidik anak sejatinya juga tugas dan tanggung jawab masyarakat, lingkungan, pemerintah dan negara, karena generasi yang tumbuh baik secara fisik dan mental, maka negara yang akan menuai hasilnya.
ReplyDeleteperan pemerintah bisa dengan memasukkan nilai2 karakter unggul ke dalam kurikulum dari PAUD hingga usia SMA, bahkan universitas. akan lebih baik jika orang tua, masyarakat dan pemerintah satu visi. anak2 sejak dini diajari disiplin membuang sampah pada tempatnya, disiplin mengantri, dll., sehingga apa yang diajarkan oleh orang tua tidak hilang, bahkan akan dipertegas jika sang anak ke sekolah atau bergaul di lingkungan. IMHO
Setuju Sob.
DeleteSemua harus ikut andil dalam mengatasi problem kita sekarang yaitu: Pendidikan yg belum merata, empati sudah mulai luntur dan masih banyak lagi yg seakan membuat Negara kita mundur selangkah.
Semoga generasi mendatang menjadi lebih baik, yg bisa membuka trobosan-trobosan demi kemajuan Bangsa.
Ulasan Mas Ayik cukup komplit dan mudah dipahami, nih. Mantap...
ReplyDeleteNamun, menurut saya, mendidik anak laki-laki pun tidak apa-apa jika dikenalkan pada permainan anak perempuan, begitu pula sebaliknya (mengenalkan permainan anak laki-laki pada anak perempuan). Asal tetap didampingi ortu dan diberi pemahaman yang baik dan benar.
Hal ini agar anak laki-laki juga terasah empatinya pada tugas dan tanggung jawab istrinya kelak. Begitu pula sebaliknya, anak perempuan dapat berempati dengan tugas dan tanggung jawab suaminya kelak.
Semoga terus semangat menulis artikel-artikel untuk menebar manfaat yaa....
Ooo gitu to Mbak.
DeleteTerimakasih masukkanya, memang yg nulis nie belum mengecap rumah tangga, sekedar teori dan untuk latihan hehe.
Semoga kita semua menjadi orang tua yg baik. Yg kelak melahirkan generasi emas mengemban Agama dan menjadikan Negara menjadi lebih baik.
Mendidik anak memang bukan perkara main-main. Tanggung jawabnya begitu besar. Tapi ada baiknya jangan menggantungkan kebahagiaan pada anak atau apapun.
ReplyDeleteBener Mbak, Allah tempat bergantung.
Deletesepakat banget sih sama poin2 di atas, kalau mendidik anak nggak semudah yang dibayangkan. nggak cukup teori tapi mesti banyak contoh2 yang kita berikan ke anak, emg butuh banget buat mengajarkan kejujuran, ketegasan, dan tanggung jawab sejak dini
ReplyDeleteTapi saya baru sebatas teori Mbak hehe
DeleteInsaaalah klo sudah berkeluarga baru praktek wkwk
Wah, poin-poin tadi saya akan ingat terus, besok kalo sudah mempunyai anak bisa diterapkan. Makasih penjelasannya mudah dimengerti.
ReplyDeleteSelamat mempraktekkan Mbak :)
DeleteSetuju mas Ardi, mendidik anak tidak mendadak jadi hari terus belajar dan meyerap ilmu2 parenting ya
ReplyDeleteSiap Mbak, harus banyak belajar.
DeleteSetuju banget dengan tips diatas dari harus mengajarkan ilmu agama, kemandirian,dll.
ReplyDeleteSebagian orang terkadang suka melebih-lebihkan dalam memanjakan anak yang membuat anak tersebut tidak mandiri. Saya melihat kejadian itu dengan mata kepala saya sendiri. Walaupun sudah pernah ngomong jangan berlebihan manjain tapi tetep aja nggaj ngaruh *heheheh
Hmmm semoga orang tua di indonesia bahkan dunia . Bisa mendidik anak mereka untuk belajar mandiri, Aamiin :D
Itu lah Mbak
DeleteKalau anak terlalu di manja di waktu kecil, kasian besarnya nanti sulit mandiri.
Betul sekali mas. Mendidik anak tidak bisa sembaranga, perlu belajar parenting.
ReplyDeleteMakasih atas ulasan mendisik anak, sangat bermanfaat sekali
Sama-sama Mbak
DeleteSungguh tidak mudah mendidik anak, bukti nyata terbesarnya ya daring ni banyak ortu yang kewalahan. Itulah mengapa kita sebagai orang tua tak boleh berhenti belajar
ReplyDeleteSetuju banget dengan 7 poin di atas, benar2 dibutuhkan tuk terwujudnya generasi yang baik. Semoga kita mampu mengemban amanah tersebut
Na itu Mbak
Deletedg adanya pandemi ini banyak hikmah, salah satunya pendidikan anak jangan hanya di serahkan guru di sekolah.
Peran orang tua juga sangat penting.
setuju sekali dengan poin-poin cara mendidik anak ini Mas, tapi sayangnya sekarang gak bisa mengajarkan anak bersosialisasi langsung karena pandemi ini, huhuhh.
ReplyDeletemendidik anak laki-laki dan perempuan memang sama pentingnya dan juga pendekatannya harus disesuikan pula..
Semoga Pandemi ini cepat berlalu ya Mbak
DeleteBener banget dengan7 poin di atas. Menjadikan anak lebih empati dan bertanggung jawab memang tidak mudah. Semoga kita semua orang tua dimudahkan dalam mengemban amanah membesarkan anak2 dengan baik
ReplyDeleteAmin Mbak
DeleteMendidik anak emang susah2 gampang, ya, Kak. Semoga kita sebagai orang tua diberi kemudahan dalam mendidik anak kita menjadi shaleh/shalehah, bertanggung jawab dan bermanfaat untuk orang banyak
ReplyDeleteAmin
DeleteSemangat Mbak :)
Setuju Mas. Anak memang amanah orang tua yang hendaknya bisa dijaga sebaik mungkin. Suka sedih kalau lihat kondisi pergaulan sekarang. Sebagai orang tua kita memang perlu semakin perhatian dan memberikan pondasi yang kuat sedari dini.
ReplyDeleteItu lah Mbak mungkin sudah jamannya, sebagai orang tua hanya bisa berdoa dan selalu mengingatkan.
DeleteMemang gk mudah mendidik anak. Tanggung jawab jg besar bgt.
ReplyDeleteSemoga kita bisa menjadikan anak2 kita menjadi anak2 yg berakhlak dan bertanggung jawab utk dunia dan akhiratnya
Amin Mbak
DeleteSiap kak.. tapi moga-moga bisa didik dengan maksimal. Lihat pandemi kayak gini, orangtua pada sambatan, ngurus anak di rumah full sama ngurus rumah kurang maksimal. Moga-moga pandemi juga menyadarkan, kalau malah anak di rumah, bisa ngajarin yang terbaik. Menanamkan karakter kemandirian dan lain-lain.. makasih kak sudah diingatkan..
ReplyDeleteHia Mbak banyak hikmah di tengah pandemi ini, semoga lebih arat lagi hubungan ortu dan anaknya di pandemi ini.
DeleteDalam mendidik anak perlu disesuaikan antara anak laki-laki dan perempuan ya. Yang terutama juga diutamakan dalam memberikan pendidikan agama sebagai bekal hidup
ReplyDeleteHia Mbak Setuju
DeletePada poin kedisiplinan ini orang tua banyak salah arti. Usia dini malah dilayani dari A-Z sempurna membuatnya malas dan sulit bisa apa-apa sendiri. Mengajarkan makan sendiri, membereskan mainan sendiri, misalnya. Harusnya itu sudah diajarkan. Sebagai bagian dari tanggung jawab.
ReplyDeleteBener Mbak, agar anak ketika besar nanti nggak kaget, karena sudah terbiasa mandiri.
DeleteAnak itu adalah titipan terbesar dari sang Maha Pencipta, maka dalam hal mendidiknya kita sebagai orang tua tidak bisa sembarangan
ReplyDeleteTerimakasih banyak share ilmunya mbak, sangat bermanfaat sekali untuk kita semua
Hia Mbak bener
DeleteSemoga kita semua menjadi orang tua yang baik bagi anak-anak kita.
Ttg anak lelaki lebih lambat bicara nya itu bener deh. Anakku banget soalnya. Kakanya pas umur 2 thn udh lancar dan fasih, cerewet banget. Tp si adek udh 4 THN, masih agak cadel. Walo udh ada peningkatan sih.. tp ttp ga selancar kakanya yg cewe.
ReplyDeleteJujurnya mendidik anak zaman skr itu banyak kuatirnya :(. Aku slalu takut salah mendidik mereka mas.
Pendidik awal yg aku ksh itu ttg etika. Cara ngantri, mendengarkan org bicara jgn asal motong, buang sampah yg bener, sayang kepada binatang, yg begitu2 dulu. Etika antri dan buang sampah aja skr udh banyak yg kacau, trutama orang dewasa malah. Aku curiga ga prnh diajarin Ama ortunya dulu. Aku ga pgn anak2ku begitu.
Makanya tiap traveling ke negara2 yg disiplin kayak Jepang, aku suruh anakku perhatiin bagaimana orang2 di sana, kecil dan besar, patuh Ama aturan. Aku pgn anakku seperti itu. Baru setelah 4 THN ke atas, aku ajarin pendidikan agama, ngaji dan solat. Mereka udh mulai bisa menghapal dan baca di umur segini.
Semoga yaa anak2 yg skr nantinya bisa tumbuh LBH disiplin dan berkarakter kuat .
Wah Mantep Mbak
DeleteMemang harus bener-bener Konsen dalam mendidik anak, dengan menanamkan karakter bertanngung jawab dari kecil.
Semoga kita semua bisa jadi orang tua yang baik dan menjadi suritauladan bagi anak-anak kita.